ISOLASI MINYAK SEREH
Laporan
Praktikum Kimia Organik Bahan Alam
Pendahuluan
Minyak
esensial menjadi salah satu perhatian dunia industri karena aplikasinya yang
luas sebagai fragrance pada parfum,
aditif flavor pada makanan, dan
bahkan sebagai produk farmasi. Oleh karena itu, perlu dipelajari teknik untuk mengisolasi
minyak esensial. Cymbopogon nasrdus
yang dikenal juga sebagai Andropogon
nardus merupakan salah satu penghasil minyak esensial (minyak sitronela)
yang tergolong dalam famili Graminae (Poaceae) (Setiawati et al. 2011). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan di daerah
Asia Tenggara (Nakahara et al. 2003).
Minyak sereh wangi adalah minyak atsiri yang diperoleh melalui distilasi uap
daun sereh wangi (Andropogon nardus).
Komposisi minyak sereh menurut Guenther terdiri atas berbagai terpena (fraksi
dengan titik didih rendah), sitronelal, campuran sitronelol dan geraniol
(rhodinol), berbagai ester, alkohol, seskuiterpena, serta seskuiterpena alcohol.
Sitronelal yang merupakan komponen utama dari minyak sereh adalah senyawa yang
memiliki rumus molekul C10H18O dan berbobot molekul
154.25 g/mol, titik didih 204-208 °C, dan tidak berwarna (Agustian et al. 2007). Struktur dari sitronelal
dan geraniol yang merupakan komponen dominan dalam minyak sereh adalah sebagai
berikut.
Isolasi minyak sereh ini dilakukan
dengan memisahkan komponen minyak penyususnnya dengan memanfaatkan distilasi
uap kemudian diperhitungkan kadar sitronelal yang dikandungnya. Komponen yang
diperoleh dari proses distilasi uap ini masih merupakan campuran dan terutama
didominasi oleh senyawa-senyawa yang telah disebutkan sebelumnya. Sitronelal
yang merupakan salah satu komponen utama dari minyak sereh dimungkinkan dapat
diisolasi karena kemampuannya untuk membentuk ikatan hidogen dengan air. Begitu
pula dengan senyawa lain yang mengandung gugus alkohol atau senyawa lain yang
mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air. Oleh karena itu, efektivitas
isolasi minyak sereh terutama sitronelal ditentukan oleh kemudahannya melarut
dalam air yang kemudian akan keluar dari sel kelenjar tumbuhan secara osmosis.
Tujuan
Praktikum
Praktikum
bertujuan mengisolasi minyak sereh dengan distilasi uap, menentukan, dan
membandingkan mutu minyak sereh hasil isolasi dengan minyak sereh komersial
berdasarkan standar SNI.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan diantaranya labu bulat besar, mantel pemanas, seperangkat alat
distilasi uap, labu erlenmeyer, buret, refraktometer, piknometer, dan neraca
analitik. Bahan yang digunakan diantaranya daun dan batang sereh, etanol,
indicator BTB, KOH 0.5 N, hidroksilamin HCl 0.1 M, dan HCl 0.5 N.
Prosedur
Praktikum
Penyulingan dan
Penentuan Sifat Fisik
Mula-mula bobot kosong labu besar
beserta batu didih ditimbang. Kemudian daun dan batang sereh yang dirajang
dimasukkan ke dalam labu bulat besar hingga setengah volumenya dan bobotnya
ditimbang kembali. Setelah itu, akuades dimasukkan ke dalam labu hingga 2/3
volumenya. Kemudian distilasi uap dilakukan dan
minyak yang sereh yang dihasilkan ditampung dalam botol kecil dan
ditimbang bobotnya. Minyak sereh yang dihasilkan beserta minyak sereh komersial
kemudian ditentukan indeks biasnyadan ditentukan bobot jenisnya.
Penetapan Kadar
Sitronelal dalam Minyak Sereh
Mula-mula sebanyak 1 g minyak sereh
hasil distilasi dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Kemudian 2 mL etanol dan
indicator BTB ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer hingga warnanya hijau.
Setelah itu, 12.5 mL KOH 0.5 N dalam alkohol dan 10 mL hidroksilamin HCl 0.1 M
ditambabhkan ke dalam labu lalu dikocok dan dibiarkan selama 15 menit.
Kelebihan KOH kemudian dititar dengan HCl 0.5 N. Selain itu, dibuat juga blanko
tanpa penambahan sampel. Kemudian kadar sitronelal dalam minyak sereh dihitung
dengan persamaan
Hasil
dan Pembahasan
Minyak sereh yang diisolasi dari proses distilasi
uap ini melibatkan proses hidrofusa yaitu proses melarutnya minyak dalam air
yang digunakan sebagai pelarut distilasi yang pada akhirnya akan keluar dari
sel kelenjar sereh secara osmosis bersama air. Minyak ini mampu larut dalam air
karena kemungkinan terbentuknya ikatan hidrogen antara komponen yang terdapat
dalam minyak dengan air. Oleh karena itu, laju pemisahan minyak sereh
ditentukan dari kemudahan komponen minyak larut dalam air.
Hasil uji beberapa sifat fisik dari
minyak sereh hasil isolasi dan minyak sereh komersial ditunjukkan dalam tabel
berikut.
Tabel
1 Hasil uji sifat fisik dan kadar
sitronelal minyak sereh hasil distilasi dan komersial
Sampel
|
Bobot jenis (g/mL)
|
Indeks bias
|
Kadar Sitronelal (%)
|
Minyak sereh hasil distilasi
|
-
|
1.4623
|
1.652206512
|
Minyak sereh komersial
|
1.0475
|
1.4490
|
-
|
Sifat
fisik yang mampu diuji dari minyak sereh hasil distilasi hanya indeks biasnya
karena volume minyak sereh yang didistilasi tidak mencukupi untuk ditentukan
bobot jenisnya. Bobot jenis umumnya merupakan faktor penentu kualitas dari
suatu minyak, tetapi bukan merupakan faktor mutlak karena sifat fisik ini harus
dikaitkan dengan sifat fisik lain seperti misalnya viskositasnya. Hasil
pengukuran bobot jenis minyak sereh komersial sebesar 1.0475 g/mL yang lebih
besar daripada nilai yang dipersyaratkan SNI 06-3953-1995 yaitu sebesar
0.880-0.922 g/mL. Ini menunjukkan bahwa terdapat senyawa-senyawa dengan bobot
molekul besar dari minyak yang diisolasi.
Nilai indeks bias yang diperoleh
dari minyak sereh hasil isolasi dan minyak sereh komersial berturut-turut
sebesar 1.4623 dan 1.4490. Indeks bias minyak sereh masih berada dalam kisaran
nilai yang diperbolehkan dalam SNI yaitu 1.466-1.475, sedangkan indeks bias
minyak komersial lebih kecil dari nilai ini. Indeks bias merupakan sifat fisik
fundamental yang umumnya digunakan untuk mengetahui kemurnian sampel yang
diuji. Jadi dapat diperkirakan minyak sereh hasil isolasi cukup baik
dibandingkan dengan minyak sereh komersial. Minyak sereh komersial mungkin
telah disimpan dalam waktu yang cukup lama sehingga cukup memengaruhi hasil
pengukuran fisiknya.
DAFTARPUSTAKA
Setiawati
W, Murtiningsih R, Hasyim A. 2011. Laboratory and field evaluation of essential
oils from Cymbopogon nardus as
oviposition deterrent and ovicidal activitiers against Helicoverpa armigera Hubner on chili pepper. Indonesian Journal of Agricultural Science 12: 9-16.
Nakahara
K et al. 2003. Chemical composition
and antifungal activity of essential oil from Cymbopogon nardus (citronella grass). JARQ 37: 249-252.
Agustian
E et al. 2007. Pemisahan sitronelal
dari minyak sereh weangi menggunakan unit fraksionasi skala bench. J. Tek. Ind. Pert. 17:49-53.
No comments:
Post a Comment